6 Aug 2025, Wed

Pesona Padang Rumput Sumbawa: Sabana Eksotis di Timur Indonesia

esona Padang Rumput Sumbawa

Pulau Sumbawa, bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), bukan hanya dikenal karena Gunung Tambora dan kekayaan lautnya yang memikat, tetapi juga karena hamparan padang rumput yang luas dan eksotis, yang menyuguhkan pemandangan alami luar biasa, tak kalah dengan savana di Afrika.

Dari ujung Dompu hingga kawasan Bima dan Sumbawa Besar, padang rumput menjadi bagian penting dari ekosistem pulau ini — sekaligus menjadi simbol kehidupan masyarakat dan budaya lokal.

🐎 Doro Ncanga: Ikon Padang Rumput Kaki Tambora
Salah satu kawasan sabana yang paling terkenal di Sumbawa adalah Doro Ncanga, yang terletak di kaki Gunung Tambora. Di sinilah hamparan rumput membentang sejauh mata memandang, dengan latar pegunungan yang kokoh dan satwa liar yang hidup bebas.

Padang rumput ini dihuni oleh kerbau, kuda liar, dan burung-burung khas savana tropis. Banyak pengunjung menyebutnya sebagai “Afrika kecil di Indonesia”. Suasananya tenang, udara segar, dan minim polusi cahaya — cocok untuk camping, riding motor trail, hingga fotografi alam.

🧬 Sabana dan Ekosistem Unik Sumbawa
Secara geografis, Sumbawa berada di zona transisi antara Asia dan Australia, yang membuatnya memiliki iklim kering dan vegetasi savana yang tidak banyak dijumpai di daerah lain di Indonesia. Rumput-rumput tinggi, pohon-pohon kerdil, dan tanah mineral yang kaya membentuk lanskap khas sabana yang eksotis.

Sabana di Sumbawa juga menjadi tempat hidup bagi beragam satwa seperti rusa, biawak, elang, hingga berbagai spesies burung endemik, serta menjadi jalur migrasi hewan ternak masyarakat lokal.

👥 Peran Padang Rumput bagi Masyarakat Lokal
Padang rumput di Sumbawa tidak hanya indah untuk dipandang, tapi juga punya nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Masyarakat memanfaatkannya sebagai:

Lahan penggembalaan ternak, terutama kuda dan sapi.

Wilayah upacara adat dan spiritual, seperti ritual pemanggilan hujan atau tradisi panen.

Aset wisata alam dan budaya yang terus berkembang.

Di beberapa daerah, komunitas lokal menjaga sabana secara tradisional, tanpa merusak keseimbangan alamnya. Mereka hidup berdampingan dengan alam — memahami musim rumput, arah angin, hingga migrasi hewan ternak.

🌞 Waktu Terbaik untuk Menikmati Sabana Sumbawa
Sumbawa memiliki dua musim yang sangat memengaruhi tampilan sabananya:

Musim hujan (Desember–Maret): Padang rumput berubah hijau segar, sangat cocok untuk wisata alam dan fotografi.

Musim kemarau (Juni–September): Rumput menguning keemasan, menghadirkan panorama dramatis khas savana kering.

Pada musim kemarau, suhu bisa sangat panas di siang hari, namun pemandangan saat matahari terbenam (sunset) di atas padang rumput benar-benar menakjubkan.

📍 Kawasan Padang Rumput Lainnya di Sumbawa
Selain Doro Ncanga, ada juga beberapa sabana lain yang tersebar di pulau Sumbawa:

Padang rumput di sekitar Gunung Tambora bagian utara

Sabana Kecamatan Kempo dan Sanggar (Dompu)

Wilayah padang rumput di Kecamatan Woja dan Hu’u

Sumbawa Besar bagian selatan, yang masih alami dan jarang dijamah wisatawan

Masing-masing wilayah ini menawarkan suasana sabana yang tenang, jauh dari keramaian, dan masih murni dari eksploitasi industri besar.

✨ Penutup: Sabana Sumbawa, Warisan Alam yang Perlu Dijaga
Padang rumput di Sumbawa adalah kekayaan alam yang tak hanya memukau mata, tapi juga menjadi sumber kehidupan, budaya, dan identitas lokal. Lanskap sabana yang indah ini perlu dijaga dari eksploitasi berlebihan, perambahan, atau pembangunan yang tidak berkelanjutan.

Sumbawa tak hanya tentang laut dan gunung, tapi juga tentang tanah luas yang sunyi, hembusan angin yang damai, dan kehidupan liar yang merdeka di sabana-sabana alam tropis Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *